Kenapa seh cewek tuh mdh bgt kGRan???
Ap2 yg agak laen dkt d artikan laen pula!
Maka dr itu hati cewek tuh mdh bgt d mainin kaum adam.
Emg cewek kbnykn mnggunakan prasaan neh dr pd logika!
Minggu, 30 September 2007
Selasa, 25 September 2007
HaRu Q di SePteMbeR
Bulan apa seh ini? Bulan ini telah kulalui b'berapa hari, tapi tiba di pertengahan,"kenapa belum juga berakhir?" Pertanyaan yang terus merongrongku. (Ya iyalah blm brkhir, masih pertengahan bulan juga, masih setengah bulan lagi baru bisa berakhir Non!)
Sejuta rasa kulalui (kayaknya g' nyampe sejuta deh, capek ngitungnya, jd di genapin sejuta aj!), tapi kebanyakan harunya. Aku ngerasain gimana susahnya mencari makan, menekan pengeluaran, hingga Fatullah pun pernah ku singgahi untuk berbuka puasa "gratis". (Duh...stragis itukah?). Emang! Ampe minjem duit ma temen juga menjadi solusi (tapi perasaan..emang hampir tiap akhir bulan deh solusi "ngutang" menjadi pilihan!). Itu dia aku, kenapa aku g' bisa sedikit berhemat? Kenapa boros selalu menjadi temanku? Bukankah boros itu syetan? (Tapi aku jelas bukan syetan loh!). Aku harus bisa berhemat biar tak terjadi "haru" lagi di bulan-bulan yang laen. (Siapa pun yg baca wajib ngedoain! :))
Tidak hanya itu, haruku masih terus merongrong, mata kuliah yang kali ini menjadi penyebabnya hingga emosi pun di permainkan. Setumpuk tugas yang terus teriak agar diselesaiin. Satu hari harus ngumpulin 3 makalah. (Duh..udah nyaingin penulis terkenal neh, sehari 3 makalah, sebulannya???) Dan yang "ngeselin"nya (dikutip/copypaste dr kosa kata "mamang villa" alias Adam) hari ini yang seharusnya persentase hadis, yang udah membuatku kayak peronada siskamling, tidur jam 4 subuh, trus meluapkan emosi, ternyata sang dosen "pak Harfin" g' dateng! Gmn g' mempermainkan emosi tuh? (apa nama permainannya ya?) Astaghfirullah...untung puasa, sdikit bisa menahan emosi. Bukan cuma itu aj, psikologi pendidikan yang katanya juga harus dikumpul hari itu ternyata bisa dikumpul minggu depan! Masya Allah...klo tau gitu kan aku bisa tidur lbh awal! Hu...ngeselin...ngeselin! Tapi ya Alhamdulillah juga coz berkurang beban 2!
Hm...alhamdulillahnya lagi, haruku yang pernah menjadi kaum duafah akhirnya kandas juga (seneng donks!), yah...itu semua karenaku punya orang tua yang subhanallah...g' ada yang bisa dibandingin ma mereka. Mereka tau bgt derita anaknya di negeri orang (maksudnya negeri jawa, kan aslinya negeri sumatera! Loh...bukannya itu lebih tepatnya pulau???)
Senengnya lagi, aku bentar lagi pulang lagi ke negeriku untuk menyambut IDUL FITRI bersama keluarga tercinta. Hoooreee!!! Senengnya!!!
M E T I D U L F I T R I 1428 H
Mohon maaf lahir batin...
Sejuta rasa kulalui (kayaknya g' nyampe sejuta deh, capek ngitungnya, jd di genapin sejuta aj!), tapi kebanyakan harunya. Aku ngerasain gimana susahnya mencari makan, menekan pengeluaran, hingga Fatullah pun pernah ku singgahi untuk berbuka puasa "gratis". (Duh...stragis itukah?). Emang! Ampe minjem duit ma temen juga menjadi solusi (tapi perasaan..emang hampir tiap akhir bulan deh solusi "ngutang" menjadi pilihan!). Itu dia aku, kenapa aku g' bisa sedikit berhemat? Kenapa boros selalu menjadi temanku? Bukankah boros itu syetan? (Tapi aku jelas bukan syetan loh!). Aku harus bisa berhemat biar tak terjadi "haru" lagi di bulan-bulan yang laen. (Siapa pun yg baca wajib ngedoain! :))
Tidak hanya itu, haruku masih terus merongrong, mata kuliah yang kali ini menjadi penyebabnya hingga emosi pun di permainkan. Setumpuk tugas yang terus teriak agar diselesaiin. Satu hari harus ngumpulin 3 makalah. (Duh..udah nyaingin penulis terkenal neh, sehari 3 makalah, sebulannya???) Dan yang "ngeselin"nya (dikutip/copypaste dr kosa kata "mamang villa" alias Adam) hari ini yang seharusnya persentase hadis, yang udah membuatku kayak peronada siskamling, tidur jam 4 subuh, trus meluapkan emosi, ternyata sang dosen "pak Harfin" g' dateng! Gmn g' mempermainkan emosi tuh? (apa nama permainannya ya?) Astaghfirullah...untung puasa, sdikit bisa menahan emosi. Bukan cuma itu aj, psikologi pendidikan yang katanya juga harus dikumpul hari itu ternyata bisa dikumpul minggu depan! Masya Allah...klo tau gitu kan aku bisa tidur lbh awal! Hu...ngeselin...ngeselin! Tapi ya Alhamdulillah juga coz berkurang beban 2!
Hm...alhamdulillahnya lagi, haruku yang pernah menjadi kaum duafah akhirnya kandas juga (seneng donks!), yah...itu semua karenaku punya orang tua yang subhanallah...g' ada yang bisa dibandingin ma mereka. Mereka tau bgt derita anaknya di negeri orang (maksudnya negeri jawa, kan aslinya negeri sumatera! Loh...bukannya itu lebih tepatnya pulau???)
Senengnya lagi, aku bentar lagi pulang lagi ke negeriku untuk menyambut IDUL FITRI bersama keluarga tercinta. Hoooreee!!! Senengnya!!!
M E T I D U L F I T R I 1428 H
Mohon maaf lahir batin...
Sabtu, 22 September 2007
WHO???
Satu sosok hadir dalam hidupku
Menempati satu ruang dalam memoriku
Tapi aku pun tak begitu tau
Siapakah sesungguhnya sosok itu
Ia hadir bagai alarm pengingatku
Ia membangunkanku dari tidurku
Menyadarkanku dari lamunku
dan menerangiku dari gelapku
Walau ia hadir secara tiba-tiba
Namun ia mampu merasuki kehidupanku
Terkadang terkesan memaksa
Namun terkadang terkesan pula menyusup dengan pasti
Perlahan ia ubah caraku, ia ubah gayaku, ia ubah lakuku
Hingga aku tak dapat mengelak
dari perubahan itu...
Namun ketika sosok itu naik tahta
dalam memori serta hatiku
Kagumku menjadi reward baginya
Apakah hanya sebatas kagumku?
Ada satu hijab yang membatasi itu
Sosok itu hanyalah penerang bagiku di kala gelap menghampiri
Menempati satu ruang dalam memoriku
Tapi aku pun tak begitu tau
Siapakah sesungguhnya sosok itu
Ia hadir bagai alarm pengingatku
Ia membangunkanku dari tidurku
Menyadarkanku dari lamunku
dan menerangiku dari gelapku
Walau ia hadir secara tiba-tiba
Namun ia mampu merasuki kehidupanku
Terkadang terkesan memaksa
Namun terkadang terkesan pula menyusup dengan pasti
Perlahan ia ubah caraku, ia ubah gayaku, ia ubah lakuku
Hingga aku tak dapat mengelak
dari perubahan itu...
Namun ketika sosok itu naik tahta
dalam memori serta hatiku
Kagumku menjadi reward baginya
Apakah hanya sebatas kagumku?
Ada satu hijab yang membatasi itu
Sosok itu hanyalah penerang bagiku di kala gelap menghampiri
DaRa menJaDi DiRi
Saat sendiri menghampiri
Ada kata-kata yang tak kumengerti
Ada tujuan yang baru kukenali
Satu persatu kupahami
Kutanamkan niat dalam hati
Dara akan berubah menjadi diri
Diri yang sejati
Untk mencapai tujuan yang hakiki
Doa mengiringi langkah kaki
Kini dara berubah menjadi diri
Berserah pada Illahi
Untuk menggapai surgawi
Ada kata-kata yang tak kumengerti
Ada tujuan yang baru kukenali
Satu persatu kupahami
Kutanamkan niat dalam hati
Dara akan berubah menjadi diri
Diri yang sejati
Untk mencapai tujuan yang hakiki
Doa mengiringi langkah kaki
Kini dara berubah menjadi diri
Berserah pada Illahi
Untuk menggapai surgawi
KeSunyian Hati
Ketika Cahaya Senja
Tak lagi menampakkan Merahnya
Malampun enggan menggantikannya
Ketika Embun Pagi
Tak lagi mengisi ruang Sang Fajar
Mataharipun enggan berpijar
Ketika Hujan
Tak lagi membasahi bumi
Pelangi pun enggan menghiasi
Dan ketika Hati
Tak lagi sanggup menahan beban
Tangispun enggan diluapkan...
Tak lagi menampakkan Merahnya
Malampun enggan menggantikannya
Ketika Embun Pagi
Tak lagi mengisi ruang Sang Fajar
Mataharipun enggan berpijar
Ketika Hujan
Tak lagi membasahi bumi
Pelangi pun enggan menghiasi
Dan ketika Hati
Tak lagi sanggup menahan beban
Tangispun enggan diluapkan...
Langganan:
Postingan (Atom)